Senin, 18 Maret 2013

Sabun Herbal MM Jokbagin



SABUN HERBAL MM
IJIN DINKES SPP-IRT 304/33.72/2007
Sabun herbal MM adalah formula sabun yang menggunakan bahan organik alami ( bahan alami ), sehingga warna yang dihasilkan dari setiap produksi tidak bisa selalu sama dikarenakan tergantung jenis, tekstur dan warna dari bahan alam yang pada waktu itu digunakan.
Sabun herbal MM juga tdk menggunakan alkohol maupun lemak padat yang tidak jelas asal bahannya jadi dijamin kehalalanya, selain itu pada waktu pembuatan sabun menggunakan reaksi dingin sehingga tidak merusak kandungan senyawa alami yang terkandung didalam bahan yang digunakan.

MENERIMA PEMBELIAN GROSIR MAUPUN ECERAN

- 22 Varians Sabun Herbal Jokbagin

SABUN KUNYIT
Menghilangkan jamur, gatal, dan kutu air

SABUN SEREH
Meringankan capek, pegal, dan gejala reumatik

SABUN SIRIH
Menyegarkan dan menghilangkan bau badan

SABUN ZAITUN
Melembutkan dan melembabkan kulit

SABUN MADU
Meremajakan kulit, menghilangkan jerawat & flek

SABUN SUSU
Memutihkan, mencegah flek, dan pecah pada kaki

SABUN LULUR
Membersihkan, menyegarkan, dan mengharumkan tubuh

SABUN KOPI
Penyembuhan luka
pada kulit

SABUN APEL
Mencegah kerut dan komedo pada kulit

SABUN COKELAT
Mengangkat sel kulit mati

SABUN BENGKOANG
Melembutkan dan memutihkan kulit

SABUN ALPUKAT
Melembabkan dan mencegah kerut pada kulit

SABUN PEGAGAN
Mencegah & mengurangi selulit pada kulit

SABUN ANGGUR
Melarutkan lemak dan melangsingkan tubuh

SABUN KETIMUN
Mengencangkan & mengurangi minyak pada kulit

SABUN WORTEL
Mencegah kanker kulit

SABUN LENGKUAS
Mengobati panu & jamur

SABUN KEMANGI
Merawat & mengharumkan organ vital

SABUN TEH HIJAU
Membuat kulit tampak bersinar

SABUN STRAWBERRY
Mengencangkan otot & payudara

SABUN JERUK LIMAU
Menghilangkan jerawat


 



Kamis, 22 Maret 2012

Obat yang aman bagi kehamilan

Mengetahui diri Anda hamil tentusaja membuat Anda menjadi lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi obat obatan. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda. Indonesia masih menggunakan kriteria keamanan obat bagi ibu hamil yang dilansir oleh FDA (Food and Drug Administration) sebagai pedoman dalam memberikan obat pada ibu hamil. Pada posting ini saya hanya menampilkan garis-garis besar batasan keamanan obat bagi ibu hamil yang tersusun dalam 5 kategori (kategori A, B, C, D dan X) beserta contoh-contohnya agar diketahui ibu dengan harapan dapat memberikan informasi yang bermanfaat. Kategori-kategori tersebut dibuat berdasarkan ada tidaknya (besar kecilnya) resiko terhadap sistem reproduksi, efek samping dan manfaat yag diharapkan.
Obat Kategori A: adalah golongan obat yang pada studi (terkontrol) pada kehamilan tidak menunjukkan resiko bagi janin pada trimester 1 dan trimester berikutnya. Obat dalam kategori ini amat kecil kemungkinannya bagi keselamatan janin.
Obat Kategori B: adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan tidak menunjukkan resiko bagi janin. Belum ada studi terkontrol pada wanita hamil yang menunjukkan adanya efek samping, kecuali adanya penurunan fertilitas pada kehamilan trimester pertama, sedangkan pada trimester berikutnya tidak didapatkan bukti adanya resiko.
Obat Kategori C: adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping bagi janin. Sedangkan pada wanita hamil belum ada study terkontrol. Obat golongan ini hanya dapat dipergunakan jika manfaatnya lebih besar ketimbang resiko yang mungkin terjadi pada janin.
Obat Kategoti D: adalah golongan obat yang menunjukkan adanya resiko bagi janin. Pada keadaan khusus obat ini digunakan jika manfaatnya kemungkinan lebih besar dibanding resikonya. Penggunaan obat golongan ini terutama untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa atau jika tidak ada obat lain yang lebih aman.
Obat Kategori X: adalah golongan obat yang pada studi terhadap binatang percobaan maupun pada manusia menunjukkan bukti adanya resiko bagi janin. Obat golongan ini tidak boleh dipergunakan (kontra indikasi) untuk wanita hamil, atau kemungkinan dalam keadaan hamil.
CONTOH OBAT KATEGORI A
(nama generik):
- Ascorbic acid (vitamin C) *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Doxylamine, Ergocalciferol *masuk kategori D jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Folic acid *masuk kategori C jika dosisnya melebihi 0,8 mg per hari*,
- Hydroxocobalamine *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Liothyronine, Nystatin vaginal sup *masuk kategori C jika digunakan per oral dan topikal*,
- Pantothenic acid *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Potassium chloride, Potassium citrate, Potassium gluconate, Pyridoxine (vitamin B6), Riboflavin *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Thiamine (vitamin B1) *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Thyroglobulin, Thyroid hormones, Vitamin D *masuk kategori D jika dosisnya melebihi US RDA*,
- Vitamin E *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*.
CONTOH OBAT KATEGORI B
(nama generik):
- Acetylcysteine, Acyclovir, Amiloride *masuk kategori D jika digunakan untuk hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan*
- Ammonium chloride, Ammonium lactate *topical*,
- Amoxicillin, Amphotericin B, Ampicillin, Atazanavir, Azatadine, Azelaic acid, Benzylpenicillin, Bisacodyl, Budesonide *inhalasi, nasal*,
- Buspiron, Caffeine, Carbenicillin, Camitine, Cefaclor, Cefadroxil, Cefalexin, Cefalotin, Cefamandole, Cefapirin, Cefatrizine, Cefazolin, Cefdinir, Cefditoren, Cefepime, Cefixime, Cefmetazole, Cefonicid, Cefoperazone, Ceforanide, Cefotaxime, Cefotetan disodium, Cefoxitin, Cefpodoxime, Cefprozil, Cefradine, Ceftazidime, Ceftibuten, Ceftizoxime, Ceftriaxone, Cefuroxime, Cetirizine, Chlorhexidine *mulut dan tenggorokan*,
- Chlorpenamine, Chlortalidone *masuk kategori D jika digunakan untuk hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan*,
- Ciclacillin, Ciclipirox, Cimetidine, Clemastine, Clindamycin, Clotrimazole, Cloxacillin, Clozapine, Colestyramine, dan masih banyak lagi.
CONTOH OBAT KATEGORI C
(nama generik):
Acetazolamide, Acetylcholine chloride, Adenosine, Albendazole, Albumin, Alclometasone, Allopurinol, Aluminium hydrochloride, Aminophylline, Amitriptyline, Amlodipine, Antazoline, Astemizole, Atropin, Bacitracin, Beclometasone, Belladonna, Benzatropine mesilate, Benzocaine, Buclizine, Butoconazole, Calcitonin, Calcium acetate, Calcium ascorbate, Calcium carbonate, Calcium chloride, Calcium citrate, Calcium folinate, Calcium glucoheptonade, Calcium gluconate, Calcium lactate, Calcium phosphate, Calcium polystyrene sulfonate, Capreomycin, Captopril, Carbachol, Carbidopa, Carbinoxamine, Chloral hydrate, Chloramphenicol, Chloroquine, Chlorothiazide, Chlorpromazine, Choline theophyllinate, Cidofovir, Cilastatin, Cinnarizine, Cyprofloxacin, Cisapride, Clarithromycin, Clinidium bromide, Clonidine, Co-trimoxazole, Codeine, Cyanocobalamin, Deserpidine, Desonide, Desoximetasone, Dexamethasone, Dextromethorphan, Digitoxin, Digoxin, Diltiazem, Dopamine, Ephedrine, Epinephrine, Fluconazole, Fluocinolone, Fosinopril, Furosemide, Gemfibrozil, Gentamicin, Glibenclamide, Glimepiride, Glipizide, Griseofulvin, Hydralazine, Hydrocortisone, Hyoscine, Hyoscyamine, Isoniazid, Isoprenaline, Isosorbid dinitrate, Ketoconazole, Ketotifen fumarate, Magaldrate, Mefenamic acid, Methyl prednisolone, dan masih banyak lagi.
CONTOH OBAT KATEGORI D
(nama generik):
Amikacin, Amobarbital, Atenolol, Carbamazepine, Carbimazole, Chlordizepoxide, Cilazapril, Clonazepam, Diazepam, Doxycycline, Imipramine, Kanamycin, Lorazepam, Lynestrenol, Meprobamate, Methimazole, Minocycline, Oxazepam, Oxytetracycline, Tamoxifen, Tetracycline, Uracil, Voriconazole dan masih banyak lagi.
CONTOH OBAT KATEGORI X
(nama generik):
Acitretin, Alprotadil *parenteral*, Atorvastatin, Bicalutamide, Bosentan, Cerivastatin disodium, Cetrorelix, Chenodeoxycholic acid, Chlorotrianisene, Chorionic gonadotrophin, Clomifen, Coumarin, Danazol, Desogestrel, Dienestrol, Diethylstilbestrol, Dihydro ergotamin, Dutasteride, Ergometrin, Ergotamin, Estazolam, Etradiol, Estramustine, Estriol succinate, Estrone, Estropipate, Ethinyl estradiol, Etretinate, Finasteride, Fluorescein *parenteral*, Flurouracil, Fluoxymesterone, Flurazepam, Fluvastatin, Floritropin, Ganirelix, Gestodene, Goserelin, Human menopausal gonadotrophin, Iodinated glycerol, Isotretinoin, Leflunomide, Leuprorelin, Levonorgestrel, Lovastatin, Medrogestrone, Medroxyprogesterone, Menotrophin, Mestranol, Methotrexate, Methyl testosterone, Mifeprestone, Miglustat, Misoprostol, Nafarelin, nandrolone, Nicotine *po*, Norethisterone, Noretynodrel, Norgestrel, Oxandrolone,Oxymetholone, Oxytocin, Pravastatin, Quinine, Raloxifene, Ribavirin, Rosuvastatin, Simvastatin, Stanozolol, Tazarotene, Temazepam, tetosterone, Thalidomide, Triazolam, Triproretin, Urofolitropin, Warfarin.

Tips memberikan obat pada bayi dan balita

Jika Anda dengan amat sangat terpaksa sekali harus memberikan/meminumkan suatu obet kepada buah hati Anda, namun menemui kesulitan, semoga artikel ini dapat membantu memberi jalan keluar


Anda yang sudah pernah memiliki bayi tentu merasakan betapa repotnya memberi obat si buah hati. Bayi tak bisa meminumnya langsung gleg seperti orang dewasa. Sering kali ia melakukan aksi tutup mulut, berontak, atau memuntahkan kembali obat yang masuk ke mulutnya. Padahal, kebanyakan obatnya berupa sirup yang manis dan terkadang berasa buah. Wajar kalau orang tua mesti ekstra sabar dalam memberinya obat.




Tips memberikan obat pada bayi dan balita dan anak-anak
A. Memberikan obat pada bayi:


1. Gendonglah bayi ketika diberi obat. Posisi menggendongnya, kepala berada lebih tinggi ketimbang badan, agar si bayi tidak tersedak yang bisa berakibat obat masuk ke dalam paru-paru.


2. Karena bayi biasanya susah diam, mintalah bantuan orang dewasa atau anak yang lebih besar untuk menenangkannya.
Kalau tidak ada orang lain, Anda bisa membungkus tangan dan tubuh bayi dengan selimut agar tangan si bayi tak mengganggu Anda.


3. Jika bayi sering memuntahkan kembali obat yang diminumnya, mintalah bantuan seseorang untuk membuka mulutnya dengan lembut. Lalu, dengan lembut pula masukkan obat ke dalam mulut bayi.


4. Pemberian obat, yang biasanya berbentuk cair, itu bisa
menggunakan sendok atau pipet:
1. Bila menggunakan sendok, letakkan sendok yang telah disterilkan dan diisi obat pada bibir bagian bawah. Angkat sedikit sendoknya agar obat mengalir ke dalam mulutnya.
2. Bila menggunakan pipet, isilah pipet dengan sejumlah obat yang sesuai dengan petunjuk dokter. Letakkan pipet obat di sudut mulut bayi dan keluarkan obat perlahan-lahan.


5. Pemberian obat tetes untuk hidung, mata, dan telinga
pada bayi juga perlu kiat khusus:


1. Obat tetes hidung:
* Tengadahkan sedikit kepala bayi. Perlahan teteskan obat ke setiap lubang hidung.
* Hitung jumlah tetesan yang masuk ke hidung. Dua atau tiga tetes biasanya sudah cukup.


2. Obat tetes mata:
* Miringkan sedikit kepala bayi, hingga mata terinfeksi berada di bawah. Dengan cara ini tetesan obat tak mengalir masuk ke mata sehat.
* Perlahan tariklah kelopak mata bawah agar obat dapat mudah mengalir.


3. Obat tetes telinga:
* Baringkan bayi pada salah satu sisi dengan lubang telinga terinfeksi berada di atas. Teteskan obat ke dalam lubang telinga yang sakit.
* Buat bayi tetap diam agar obat benar-benar masuk ke lubang telinga bagian dalam.


Sebelum obat tetes tersebut diberikan, ada baiknya hal-hal berikut ini diperhatikan:
1. Rendam obat tetes dengan posisi tegak dalam tabung berisi air suam-suam kuku selama beberapa menit, agar ketika diteteskan dan masuk ke lubang hidung atau telinga, anak tidak terlalu kaget.
2. Jangan sentuhkan obat tetes ke hidung, telinga, atau mata agar bakteri tidak berpindah ke dalam botol obat.
3. Perhatikan batas waktu pemakaian obat itu. Obat kadaluwarsa akan memperburuk peradangan atau kondisi
bayi yang diobati.


B Memberikan obat pada anak-anak:


1. Mintalah anak menutup lubang hidung saat meminum obat agar rasa obat tak terlalu keras.
2. Campurlah obat, terutama yangberasa pahit dengan sirup atau madu atau jus agar tak terasa pahit.
3. Jangan larutkan obat dengan air di gelas karena ada kemungkinan obat mengendap dan tak terminum si anak.
4. Mintalah anak untuk menggosok gigi setelah meminum obat yang manis agar tidak menempel di gigi. (dr. Audrey Luize)


Alternatif trik yang lain adalah sbb:


Trik untuk bayi
Bagi sebagian ibu, memberi obat pada bayi kerap membuat senewen. Tak jarang, si kecil malah muntah setelah minum obat. Berikut tips untuk Anda:


* Ubahlah rasa tidak enak menjadi enak. Untuk ini, Anda bisa minta cairan penetralisir rasa pada apoteker. Tersedia aneka macam rasa, dari rasa permen karet sampai rasa buah.


* Gunakan alat tetes. Selain memudahkan Anda, alat ini juga bisa mengontrol pemberian dosis obat. Teteskan obat tepat di tengah mulut, bukan di kerongkongannya karena bayi akan batuk dan tersedak. Sebaiknya, jangan memberinya satu dosis dalam satu tetes sekaligus. Lakukan hal itu dalam beberapa tetes.


* Dudukkan bayi dengan posisi tegak. Kemudian, perlihatkan boneka di atas kepala mereka. Cara ini kerap dipraktikkan oleh Yana, ibu dari bayi berusia delapan bulan. ''Saat ia sibuk memperhatikan boneka, mulutnya terbuka perlahan lalu saya masukkan obat. Berbohong tapi berhasil,'' katanya sambil tersenyum.




* Lakukan dengan senang hati. Berikanlah obat dengan tersenyum dan nada suara riang. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan suasana riang ini. Ada ibu yang berpura-pura minum obat itu, sehingga si kecil tertarik dan ikut meminumnya. Sementara ibu lainnya, mengganti kata 'obat' dengan 'kue' atau 'coklat' biar lebih menarik.


* Dinginkan obat. Beberapa obat bisa dimasukkan dalam kulkas. Tapi, ada juga yang tidak. Tanyakan hal ini pada apoteker Anda. Perlu Anda tahu, dalam keadaan dingin, rasa obat menjadi tidak terlalu kuat. Karena itu, untuk obat yang tidak boleh disimpan di kulkas, ada sejumlah ibu yang mencoba memberikannya pada si kecil dengan cara terlebih dahulu meletakkan sepotong kecil es batu pada lidah anak. Memberi minuman dingin juga bisa membantu mengurangi rasa pahit pada obat.


Trik untuk balita
Bayi memang beda dengan balita. Maka trik memberi obat pada anak-anak yang sudah lebih besar ini, juga berbeda. Trik-trik itu adalah:


* Buat mereka tertawa. Biarkan dia tertawa sekeras-kerasnya. Lalu, saat mereka lengah, masukkan obat. Usahakan dia tetap riang setelah minum obat. hati-hati , agar tidak tersedak.


* Masukkan obat di dalam makanan dan minuman. Perlu Anda catat, sirup coklat sangat baik untuk menutupi rasa pahit. Cara memberikannya, campur obat dengan satu sendok coklat cair. Tapi ingat, jangan lakukan trik ini pada anak di bawah enam bulan. Sebelum mencoba trik ini, tanyakah dulu pada dokter atau apoteker, apakah obat itu dapat diminum bersama makanan atau tidak. Jika boleh, maka saus apel, puding, agar-agar, jus,  merupakan 'teman favorit' minum obat. Tapi sebaiknya jangan terlalu banyak (cukup satu sendok makan) karena anak harus memakan semuanya. Pada bayi, dapat dicampur pada ASI (Air Susu Ibu).


* Berikan anak Anda kepercayaan. Anak-anak umur dua sampai tiga tahun biasanya ingin lebih berkuasa. Mereka biasanya ingin memegang sendok obat sendiri dan meminumnya. Untuk ini, beri mereka pilihan, tapi tetap mengharuskan mereka untuk minum obat. Misalnya saja, tanyakan apakah dia ingin pakai sendok atau gelas? Kapan dia ingin minum obat: sebelum bermain atau saat membaca buku? Turuti saja keinginannya, seandainya dia minta minum obat di ruang tamu sambil ditemani sang nenek.


* Coba jenis obat lain. Jika biasanya anak Anda mengonsumsi obat dalam bentuk cair dan ia menolak, coba tablet kunyah dan tablet biasa. Mungkin berhasil. Yang paling gampang, tentu tablet kunyah yang rasanya enak dan larut dalam waktu singkat di mulut. Saran lain, belah obat menjadi dua lalu campurkan pada es krim agar si kecil tertarik.


* Tawarkan sebuah hadiah. Bujuk anak Anda agar minum obat dengan memberi permen, jusn. Walau begitu, jangan terlalu obral hadiah. Ada saran, tak lebih dari 20 kali, tapi berilah perhatian khusus padanya seperti membacakan buku cerita Tania, ibu dari gadis kecil berusia dua tahun, selalu memberi anaknya mahkota putri sesudah minum obat. ''Dia suka diperlakukan seperti putri,'' kata Tania.


* Berterus terang bahwa ia memang harus minum obat. ''Saya duduk bersama Andrew (dua tahun), dan memperlihatkan satu sendok obat, lalu mengatakan bahwa obat ajaib ini akan membuat dia lebih baik dari sebelumnya,'' kata Tanya Rathbun, seorang ibu yang tinggal di New York. ''Setelah ia meminumnya, katakan bahwa dia sudah menyelesaikan sebuah pekerjaan dengan hebat''


Hindari pemaksaan.
Memaksa bayi minum obat (dengan cara memeganginya agar tidak meronta) hanya akan menimbulkan trauma. Buntutnya kelak ia justru makin sulit bila harus minum obat. Pemaksaan juga bisa membuatnya menangis sehingga meningkatkan risiko tersedak.
Teknik memencet hidung bayi agar ia mau membuka mulut, juga tidak disarankan. Bayi, terutama di bawah 4 bulan, belum pandai menelan sehingga asupan yang masuk (termasuk obat) akan diterima dengan mekanisme isap. Memencet hidungnya berbahaya karena dikhawatirkan akan menyebabkan obat masuk ke paru-paru.
Jangan membohongi.
Misalnya, dengan mengatakan bahwa obat rasanya manis padahal sebenarnya pahit. Bayi itu cerdas dan memiliki daya ingat yang tajam lo. Ketimbang membohongi, beri penjelasan (meski kemampuan berkomunikasinya masih terbatas) bahwa obat ini dapat menyembuhkan penyakitnya sehingga ia dapat bermain kembali. Cobalah mencari cara yang menyenangkan agar bayi tertarik minum obat. Contoh, dengan mengandaikan sendok obat sebagai pesawat yang siap masuk ke dalam mulutnya. Ketika sendok digerakkan menuju mulut, iringi dengan suara yang menirukan bunyi pesawat.



YANG HARUS DIPERHATIKAN
1. Perhatikan aturan dosis obat.
Dengan dosis yang tepat sesuai BB bayi, niscaya penyakit si kecil dapat segera sembuh. Jangan sungkan untuk bertanya pada dokter mengenai hal ini karena kenaikan berat badan bayi tergolong cepat. Umumnya dosis obat disesuaikan dengan berat badan bayi. Contoh, obat penurun panas. Semakin berat badannya maka dosisnya pun bertambah.
2. Lihat tanggal kedaluwarsa.
Saat akan menggunakan obat-obatan yang tersimpan di kotak obat, lihat dulu tanggal kedaluwarsa (umumnya tercantum di kemasan). Cara lain, cermati warna, rasa dan baunya. Bila sudah terjadi perubahan warna, rasa dan bau pertanda kualitas obat sudah tidak baik, segera buang.
3. Perhatikan cara menyimpan.
Obat-obat yang sebelumnya disimpan di lemari es, saat akan digunakan perlu dikeluarkan terlebih dahulu pada suhu ruangan selama kurang lebih 10 menit agar bayi tidak terlalu kaget dengan sensasi dingin yang ditimbulkannya. Khusus obat puyer simpanlah dalam wadah tertutup rapat dan kering, jangan menyimpannya di dalam kulkas karena dapat memengaruhi tekstur puyer.
4. Boleh bergiliran.
Katakanlah bayi mendapat 3 jenis obat. Cara memberikannya bisa secara bergiliran dalam waktu berdekatan (tanpa jeda waktu yang panjang).
6. Jangan mencampur obat dengan madu
Hingga bayi berusia 1 tahun, hindari mencampur obat dengan madu karena dikhawatirkan mengandung bakteri clostridium botulinum yang dapat menyebabkan terganggunya pencernaan bayi. Setelah usia 1 tahun umumnya pencernaan anak lebih kuat, sehingga bisa menerima campuran obat dan madu. 7. Tunggu 1/2 jam bila ingin minum susu.
Setelah minum obat, jangan langsung minum susu. Ada beberapa obat yang tidak dapat larut dalam susu, seperti golongan antibiotik.
OBAT KRIM
Khusus untuk obat berupa krim atau salep, oleskan tipis secara merata pada permukaan kulit. Berikan seusai mandi atau ketika kulit dalam keadaan bersih sehingga pori-pori dalam kondisi terbuka dan obat bisa terserap dengan baik.
JANGAN GUNAKAN SENDOK RUMAH TANGGA
Pada kemasan obat kerap tercantum istilah sendok teh atau sendok makan sebagai takaran obat. Perlu diketahui yang dimaksud dengan sendok teh dan sendok makan tersebut bukan sendok yang ada di dapur kita, melainkan sendok takar yang ada dalam kemasan obat. Ukuran takaran sendok rumah tangga tidak sama dengan sendok takar obat (takaran sendok rumah tangga memiliki jumlah yang berbeda-beda, tidak 5 ml).
Untuk itu, jangan lupa meminta sendok takar obat ketika membeli obat di apotek. Atau, dapat pula meminta alat takar lain yang memiliki ukuran jelas, seperti, gelas takar, pipet atau sepuit tanpa jarum suntik.
alat bantu.
 
Ada beragam alat bantu untuk meminumkan obat pada bayi, seperti pipet, sendok takar, atau sepuit (tanpa jarum suntik, tentunya). Alat-alat ini memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Sendok takar, umpamanya, agak sulit digunakan untuk bayi mengingat bila ia meronta risiko obat tersebut tumpah lebih besar. Nah, menggunakan pipet memang lebih mudah, namun pilih yang berbahan plastik. Pipet berbahan beling atau gelas rawan pecah. Pilih juga pipet yang ukurannya jelas terlihat sehingga bisa dipakai sebagai alat takar yang pas. Saat meminumkan obat pada bayi, jaga agar pipet tidak mengenai mulutnya (agar tidak terkena bakteri). Beberapa pipet sekaligus berfungsi sebagai tutup obat. Sebagai langkah antisipasi, setiap kali habis digunakan, cucilah pipet dan rendam dalam air mendidih selama 10 menit, keringkan kemudian baru tutupkan kembali pada tempatnya.
Sementara keuntungan sepuit adalah takarannya yang jelas dan mudah digunakan. Bila bayi Anda menyukai minum obat dengan sepuit, jangan lupa meminta dokter membuatkan resep karena sepuit tidak bisa dibeli bebas.
Cara lain meminumkan obat pada bayi adalah dengan menggunakan botol dotnya. Campur obat dengan air gula lalu masukkan ke dalam botol dot si kecil. Sebaiknya air jangan terlalu banyak, takarannya kira-kira cukup untuk melarutkan obat saja. Misal, 1 bungkus puyer atau 1 sendok teh obat sirop dengan 5-10 cc air. Kocok atau aduk terlebih dahulu hingga tercampur merata sebelum diberikan kepada bayi.

Obat yang aman untuk bayi

Orangtua kadang ragu saat harus memberikan obat untuk buah hatinya. Tapi jika anak sudah merasa kesakitan, akan lebih buruk lagi jika membiarkannya. Karena itu kenali obat-obat apa saja yang boleh dikonsumsi bayi.
Obat yang diperuntukkan bagi bayi terkadang memang dijual bebas, tapi sebenarnya ada obat yang kurang efektif dan hanya memberikan efek plasebo saja.

Obat Aman untuk Bayi
Efek plasebo adalah jika suatu obat dikatakan bisa membuat kondisi anak membaik, maka sepertiga populasi anak akan merasakan hal tersebut (kondisi membaik).
Obat Aman untuk Bayi
Seperti dikutip dari buku Your Baby Month by Month karangan Su Laurent dan Peter Reader, Selasa (8/6/2010) yang diterbitkan Esensi, ada beberapa jenis obat untuk bayi, yaitu:
1.    Jenis obat cair. Kebanyakan obat-obatan khusus untuk bayi dibuat dalam bentuk cairan (sirup). Cara termudah untuk memberikannya adalah melalui pipet (tabung suntik khusus untuk obat), usahakan untuk mengarahkan obat ke dinding dalam pipi bayi dan bukan ke pangkal tenggorokan sehingga bayi tidak tersedak.
2.    Jenis obat supositoria. Jenis obat ini biasanya diberikan pada bayi melalui anus. Caranya masukkan obat yang ujungnya berbentuk seperti peluru ke lubang anus, lalu rapatkan kedua belah pantat bayi selama beberapa saat agar obat tidak terdorong keluar lagi.
3.    Jenis obat tetes. Obat ini biasanya diberikan sebagai obat tetes mata, obat telinga atau obat untuk mengatasi masalah di hidung.
Tak ada salahnya jika orangtua meminta saran dari apoteker atau dokter mengenai obat-obatan yang bisa dibeli bebas tanpa resep dokter. Selain itu pastikan juga bahwa obat tersebut sesuai dengan usia anak, menyimpannya di luar jangkauan anak-anak serta dosis yang diberikan tidak melebihi dosis harian. Ketahui obat-obat apa saja yang bisa dikonsumsi, yaitu:
Obat    Kegunaan    Cara pakai
Parasetamol    Demam dan nyeri    Oral (mulut) dan anus (supositoria)
Ibuprofen    Dema, nyeri dan peradangan    Oral (mulut)
Obat batuk    Berbagai tipe batuk (kering, berdahak dan lainnya)    Oral (mulut)
Antihistamin    Reaksi alergi akut, alergi serbuk sari
Oral
Cairan rehidrasi    Gastroenteritis (peradangan organ perut dan usus) akut dan penyakit dengan risiko dehidrasi
Dicampur dengan air (oralit) untuk diminum
Tetes hidung salin    Melapangkan hidung yang tersumbat    Nasal (lewat hidung)
Gaviscon bayi
Mengobati refluks gastroesofageal (naiknya asam lambung ke tenggorokan)    Dicampur dengan susu

Laktulosa    Sembelit ringan    Oral
Senna    Sembelit sedang    Oral
Krim steroid    Eksim yang meradang    Dioleskan pada kulit
Emolien    Kulit kering dan eksim    Dioleskan pada kulit
Gel gigi
Gusi nyeri    Dioleskan pada gusi
Lotion telur kutu    Kutu rambut    Digunakan pada kulit kepala
Obat cacing    Untuk cacing kremi    Bentuk tablet atau sirup
Hal terpenting yang harus dipahami oleh orangtua adalah jangan pernah memberikan aspirin pada anak di bawah usia 16 tahun kecuali diresepkan oleh dokter anak. Hal ini karena aspirin dihubungkan dengan penyakit langka yang berpotensi mematikan dan disebut dengan sindrom Reye.

Penyakit Diabetes Meletus


Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.

Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
•  Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10.Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1.

Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis.
•  Tipe Penyakit Diabetes Mellitus
1. Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja.

Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.

2. Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap insulin, diantaranya faktor kegemukan (obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan berat badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan.
•  Kadar Gula Dalam Darah
Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 - 150 mg/dL {millimoles/liter (satuan unit United Kingdom)} atau 4 - 8 mmol/l {milligrams/deciliter (satuan unit United State)}, Dimana 1 mmol/l = 18 mg/dl.

Namun demikian, kadar gula tentu saja terjadi peningkatan setelah makan dan mengalami penurunan diwaktu pagi hari bangun tidur. Seseorang dikatakan mengalami hyperglycemia apabila kadar gula dalam darah jauh diatas nilai normal, sedangkan hypoglycemia adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami penurunan nilai gula dalam darah dibawah normal.

Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa mencapai level 126 mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam) mencapai level 180 mg/dl. Sedangkan pemeriksaan gula darah yang dilakukan secara random (sewaktu) dapat membantu diagnosa diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagi bila dia atas 200 mg/dl.

Banyak alat test gula darah yang diperdagangkan saat ini dan dapat dibeli dibanyak tempat penjualan alat kesehatan atau apotik seperti Accu-Chek, BCJ Group, Accurate, OneTouch UltraEasy machine. Bagi penderita yang terdiagnosa Diabetes Mellitus, ada baiknya bagi mereka jika mampu untuk membelinya.
•  Pengobatan dan Penanganan Penyakit Diabetes
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.

Kamis, 15 Maret 2012

Kado dari Tuhan


Untaian namamu tak pernah terukir
dalam catatan masa lalu ku
Riwayat mu  tak hadir
dalam rentetan dunia gelap ku
Raut wajah mu tak terlahir
dalam sketsa mimpi buruk ku
Merdu suaramu tak terekam
dalam pita kusut masa lalu
Namun kini kau hidup mengaliri
pori-pori kehidupan dan semangatku
Tapi kini kau mewarnai setiap jengkal sudut hati
Karena.....
kau adalah hadiah agung
dari Tuhan hanya untuk ku,,,,

Ayah..........


Kau tampak lusuh dan berdebu
di gerogoti usia dan beban berat di pundakmu
garis –garis hitam menghiasi kelopak matamu

Ayah begitu berat bebanmu...
Saat senja kau duduk termanggu menatap kedepan
Berusaha tetap mencari keping - keping kehidupan
Ketika badai menghantam kau tetap tegar
Melindungi anak-anak mu dengan bahu yang selalu terasa kekar

Ayah begitu berat bebanmu...
Saat anak- anak mu beranjak dewasa
Kau tetap berusaha melindungi laksana sang dewa
Tanpa rasa lelah kau terus berkelana
Tuk mendapatkan apa yang terbaik bagi sang putra

Ayah begitu berat bebanmu...
Kini anak-anak mu sudah bisa berdiri
Walaupun tertatih tapi kucoba tak terus membebani
Karena ku sadar sudah saat nya kau istirahat ayah
Menikmati buah – buah hasil jerih payah


Ayah begitu berat bebanmu...
Maaf aku belum bisa membahagiakanmu
Maaf aku belum bisa menghapus luka – luka yang menggores lenganmu
Maaf keringat mu tak bisa tergantikan dengan mineral yang ku persembahkan
Tapi ku berusaha tuk mencoba buatmu tersenyum.....
Dedicated to My Father kau adalah Inspirasi Q...